Bagi Anda yang bingung ingin membangun budaya inovasi seperti apa di perusahaannya, ada baiknya kita mencari inspirasi dari perusahaan-perusahaan terinovatif di dunia. Anda bisa melihat daftar ’50 Most Innovative Companies’ yang diterbitkan Boston Consulting Group setiap tahun, di mana mereka memperingkatkan 50 perusahaan terinovatif di dunia berdasarkan pemilihan oleh para eksekutif inovasi dan juga laba yang diperoleh para pemegang saham.
Ketika mendengar daftar ‘50 most innovative companies’ bisa jadi yang langsung muncul di pikiran Anda adalah perusahaan-perusahaan teknologi seperti Apple, Alphabet (atau Google), dan Microsoft. Tidak salah, karena memang 17 atau sekitar sepertiga dari 50 perusahaan tersebut merupakan perusahaan teknologi. Namun 40% persen berasal dari industri consumer goods and services, 8 dari transportation & energy, dan 4 dari healthcare. Pada artikel kali ini, kita akan bahas budaya inovasi dari empat perusahaan dari 50 Perusahaan Paling Inovatif.
1. Johnson & Johnson
Salah satu perusahaan healthcare yang masuk daftar 50 Perusahaan Paling Inovatif adalah Johnson & Johnson. Johnson & Johnson memiliki anak perusahaan bernama Janssen, yang memiliki ambisi untuk menjadi perusahaan healthcare paling inovatif. Salah satu mantra mereka adalah ‘We’ll go wherever the science is.” Namun, hal ini tidak menjadi sekadar mantra, tetapi benar-benar dibentuk sebagai pola perilaku dalam budaya inovasi mereka. Jadi ketika membuat strategi atau rencana inovasi, mereka mulai dengan membuat visi yang jauh ke depan, dengan juga memproyeksikan teknologi apa yang akan available di masa datang, lalu ditarik undur dari situ. Dengan pola perilaku seperti ini, ide-ide inovasi mereka tidak terbatas dengan sumber daya saat ini. Contohnya, mereka melihat ke tahun 2030, dan membayangkan bahwa dengan tren pengembangan teknologi biomedis, di tahun 2030 mereka akan mampu mengintersep kanker bahkan sebelum berkembang menjadi stage 1. Dengan visi ini, sekarang mereka sudah mulai melakukan projek-projek inovasi yang mengarah ke sana.
2. Bosch
Contoh berikutnya dari industri transportation & energy, yaitu Bosch, perusahaan engineering yang menjadi pionir dalam produk-produk seperti diesel injection pump dan antilock brake system. Bosch memiliki program inovasi yang disebut Bosch Accelerator Program. Dengan program tersebut, Bosch membentuk pola perilaku inovasi di mana karyawan berinovasi melalui taruhan-taruhan kecil yang banyak dibanding menginvestasikan atau mempertaruhkan banyak waktu dan budget hanya pada satu atau sedikit ide inovasi. Melalui program ini, Bosch juga membiasakan karyawan dengan mindset bahwa kesuksesan suatu inovasi tidak bisa diprediksi dan hanya bisa dibuktikan melalui eksperimentasi dan iterasi.
Baca juga: Kenapa Budaya Inovasi itu Penting?
Bosch Accelerator Program berbeda dengan program atau kompetisi inovasi di banyak perusahaan, di mana perusahaan memberikan dana yang besar kepada hanya sejumlah kecil dari proposal-proposal inovasi yang masuk berdasarkan prospek kesuksesannya yang sebenarnya belum terbukti. Dalam Bosch Accelerator Program, dana inovasi dibagi rata untuk diberikan ke banyak sekali tim yang mengajukan proposal inovasi, sehingga banyak projek inovasi yang bisa berjalan sekaligus. Kemudian, menggunakan pendekatan design thinking, projek-projek tersebut melewati beberapa ronde dan di setiap rondenya ada penyaringan berdasarkan hasil validasi tim dengan customer, sehingga hanya projek-projek yang sukses dengan customer akan dilanjutkan. Memang dari banyaknya projek inovasi yang didanai, hanya sedikit juga yang akhirnya diterapkan, namun setidaknya projek-projek tersebut sudah terbukti sukses dengan customer dan lebih banyak karyawan mendapatkan kesempatan bereksperimen.
3. 3M
Ada juga contoh menarik dari industri consumer goods and services, yaitu 3M. Budaya inovasi 3M terrefleksikan pada diversifikasinya yang luar biasa; 3M memiliki 26 lini bisnis bervariasi dan secara total sudah mengeluarkan 55,000 tipe produk, salah satunya produk yang pasti ada di kantor kita semua, post-it. Yang menarik dari budaya inovasi 3M adalah banyaknya mekanisme konkrit yang dibakukan untuk memotivasi dan mempermudah karyawan dalam berinovasi. Contoh paling simpel dan terkenal yang ditiru banyak organisasi adalah ‘the 15% rule’, di mana karyawan dianjurkan untuk mendedikasikan 15% dari waktu kerjanya setiap hari untuk mengerjakan projek inovasi pribadi mengenai apa pun yang mereka sukai.
Baca juga: Budaya Inovasi vs Budaya Perusahaan
Karyawan juga dipermudah untuk mengembangkan ide-ide inovasi mereka. Contohnya, disediakan forum sosial di mana karyawan bisa mencari rekan-rekan dari bagian mana pun untuk ikut terlibat dalam projeknya. Selain itu juga disediakan berbagai opsi pendanaan untuk projek-projek pribadi tersebut, seperti bila pengajuan pendanaan seseorang ditolak oleh atasannya, karyawan tersebut bisa coba meminta pendanaan dari bagian lain. Di sisi lain, manajemen juga memotivasi karyawan untuk berinovasi melalui berbagai mekanisme karir dan performance. Contohnya, setiap divisi ditargetkan bahwa 30% dari revenue-nya harus dihasilkan dari produk-produk yang baru diluncurkan dalam 4 tahun terakhir. Ada juga sistem dual-career ladder, di mana scientist atau engineer yang ingin terus fokus berinovasi sebagai specialist tidak diwajibkan menjadi manager untuk karirnya tetap naik. Dengan banyaknya mekansisme konkrit seperti yang saya sebutkan, 3M memiliki budaya inovasi di mana karyawan semangat untuk mendedikasikan banyak waktu berinovasi.
4. Apple
Terakhir, budaya inovasi di perusahaan teknologi yang menduduki peringkat nomor 1 di list tersebut, yaitu Apple. Apple tidak hanya menduduki posisi nomor 1 tahun ini, tetapi dari sejak list ini pertama diterbitkan di tahun 2005, Apple selalu menduduki peringkat nomor 1 kecuali di tahun 2019 yang mana Apple menduduki peringkat nomor 3. Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari budaya inovasi Apple, salah satunya adalah pola perilaku yang sangat kolaboratif ketika berinovasi. Karyawan Apple paham bahwa kolaborasi merupakan kunci untuk menghasilkan inovasi-inovasi terobosan, sehingga mereka bekerja tanpa batasan atau silo antar fungsi ketika berinovasi.
Contohnya, Apple berhasil mengintegrasikan iPod dan iTunes dengan sangat baik karena adanya kolaborasi yang kuat antara divisi-divisi hardware and software, di mana mereka mengatasi semua isu teknis yang ada bersama-sama, bukan sekadar bagi tugas dan kemudian kerja masing-masing. Ketika kolaborasi, mereka juga sangat terbuka dan bahkan mendorong sesama untuk saling meng-challenge demi menghasilkan ide-ide yang inovatif. Mantan CEO Steve Jobs pun juga mempraktikan hal ini, di mana ia mengelilingi diri dengan orang-orang pintar yang mampu meng-challenge-nya agar dia terus berpikir inovatif. Jadi budaya inovasi yang sangat kolaboratif seperti inilah yang membuat karyawan-karyawan Apple terus bersinergi sebagai satu tim yang super inovatif.
Demikian contoh-contoh nyata budaya inovasi dari perusahaan-perusahaan paling inovatif di dunia, semoga cukup memberikan inspirasi. Bila masih ingin inspirasi lagi, lihatlah daftar 50 perusahaan inovatif tersebut dan pelajari mereka lebih dalam lagi.
Comments