top of page
Writer's pictureIndrawan Nugroho

Menggunakan Design Thinking & Agile Development dalam Inovasi


Inovasi di kantor menggunakan design thinking dan agile development

Dalam era bisnis yang penuh ketidak pastian saat ini, penulis buku The Innovator’s Method melihat bahwa perusahaan-perusahaan yang terus sukses berinovasi ialah mereka yang menggunakan lebih banyak metode inovasi dibanding perusahaan lain, salah satunya adalah Design Thinking. Jadi Design Thinking bukan satu-satunya metode inovasi yang digunakan dalam satu perusahaan, bahkan inovasi menjadi kuat bila Design Thinking dikomplemenkan dengan metode lain, salah satunya adalah Agile Development. Terkait penggunaan kedua metode tersebut, buku The Innovator’s Method memberikan saran terkait bagaimana sebaiknya kita menggunakan Design Thinking dan Agile Development bersamaan agar implementasinya lebih mudah. Sebelum itu, saya jelaskan sedikit dahulu soal Agile Development.


Inti dari Agile Development adalah proses membangun solusi yang memiliki value tinggi bagi customer dengan cepat, adaptif, dan iteratif. Praktik biasanya adalah solusi tersebut dikembangkan melalui siklus-siklus iterasi pendek, di mana setiap siklusnya menghasilkan versi solusi yang masih in-progress namun sudah mampu memberikan value kepada customer. Solusi in-progress tersebut diuji cobakan dengan customer, dan pembelajaran yang didapat digunakan untuk perbaikan dan adaptasi atau perubahan di siklus berikutnya.



Dari penjelasan Agile Development ini, bisa dilihat bahwa emphasis atau fokusnya dalam proses inovasi berbeda dengan Design Thinking. Design Thinking bertitik berat pada menemukan masalah customer yang tepat, lalu menghasilkan pilihan-pilihan solusi. Sedangkan Agile Development fokusnya adalah pengembangan dan penyempurnaan solusi.


Maka dari itu, buku The Innovator’s Method menyarankan Agile Development mulai digunakan di fase pengembangan solusi. Lebih detilnya lagi, Agile Development sebaiknya digunakan setelah mendapatkan prototype solusi yang sudah tervalidasi dari hasil Design Thinking, biasanya setelah satu atau beberapa iterasi awal Design Thinking. Pendekatan Agile Development ini digunakan untuk memastikan solusinya dapat dibangun dengan cepat dan juga tetap melibatkan customer dan adaptif terhadap perubahan kondisi. Namun perlu dicatat bahwa proses Design Thinking tidak dihentikan, kapan pun saat melakukan Agile Development tim bisa melakukan ulang tahap-tahap Design Thinking.



Agile Development sudah terbukti mampu memperkuat Design Thinking karena kedua metode memiliki kesamaaan terkait prinsip inovasi yang mendasari prosesnya.


Persamaan Design Thinking & Agile Development


Pertama, Design Thinking & Agile Development menghargai masukan dari customer

Karena kedua metode menghargai masukan dari customer, sehingga value dan kriteria kesuksesan ditentukan dari sudut pandang customer, bukan tim desainer atau developer.


Kedua, Design Thinking & Agile Development melibatkan iterasi dan perbaikan berkelanjutan

Karena kesamaan keduanya dalam melibatkan iterasi, sehingga sama-sama responsif terhadap pembelajaran baru dan fleksibel terhadap perubahan.


Ketiga, Design Thinking & Agile Development menjunjung tinggi pemberdayaan dan kerja sama lintas divisi

Karena kesamaannya dalam pemberdayaan dan kerja sama lintas divi demi menghasilkan solusi terbaik. Maka dari itu, Agile Development sering digunakan bersama Design Thinking untuk membuat proses inovasi lebih optimal, terutama dalam aspek pembangunan dan implementasi solusi.



Comments


bottom of page