top of page

Design Thinking Membawa Transformasi Rumah Sakit Denmark yang Lebih Ramah Pasien

Writer: CIASCIAS

Updated: Feb 3

Dalam dunia bisnis yang terus berubah, bagaimana seorang pemimpin dapat membawa perusahaannya bertransformasi tanpa kehilangan arah? Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah design thinking. Metode ini membantu perusahaan memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih mendalam sekaligus menemukan solusi yang relevan dan inovatif. Namun, transformasi berbasis design thinking tidaklah mudah. Diperlukan kepemimpinan yang tangguh, empati tinggi, dan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian.



Mengubah Perspektif: Kisah Anne Lind


Anne Lind, kepala lembaga nasional di Denmark yang menangani klaim asuransi untuk pekerja cedera, memberikan contoh luar biasa tentang bagaimana design thinking dapat mengubah organisasi. Tim desainnya menggali pengalaman pelanggan melalui wawancara dan dokumentasi video, hanya untuk menemukan bahwa lembaga tersebut lebih fokus pada efisiensi internal daripada membantu klien mereka.


Sebagai respons, Lind membagikan temuan ini kepada seluruh staf. Meskipun awalnya banyak yang terguncang, ia berhasil memanfaatkan momen ini untuk menciptakan inovasi. Langkah-langkah sederhana seperti membuat peta proses klaim yang mudah dipahami dan menyediakan hotline khusus menjadi awal transformasi besar.



Mengapa Design Thinking Membutuhkan Pemimpin yang Kuat?


Memimpin dengan design thinking bukan sekadar menjalankan proyek inovasi. Pendekatan ini menantang cara kerja konvensional dan mendorong karyawan untuk:


  1. Melepaskan Prasangka: Melihat dunia dari perspektif pelanggan.

  2. Berpikir Meluas: Mengeksplorasi berbagai kemungkinan sebelum menentukan solusi.

  3. Menerima Kegagalan: Menggunakan prototipe sebagai langkah belajar, bukan akhir.


Tantangan ini sering kali membuat karyawan merasa tidak nyaman. Pemimpin harus memastikan mereka tetap termotivasi dan memiliki arah yang jelas.


Dari Empati ke Aksi: Contoh di Rumah Sakit Denmark


Mette Rosendal Darmer, seorang kepala perawat, menggunakan design thinking untuk merancang ulang layanan di klinik jantung. Dengan mengajukan pertanyaan kunci, “Bagaimana jika waktu pasien dianggap lebih berharga daripada waktu dokter?” ia memimpin perubahan besar yang mengurangi waktu rawat inap hingga 50% dan meningkatkan kepuasan pasien.



Navigasi Ketidakpastian dengan Prototipe


Design thinking juga mendorong eksperimen dengan prototipe sebelum solusi diterapkan secara luas. Contohnya, sebuah perusahaan asuransi di Norwegia menggunakan eksperimen prototipe untuk mengembangkan prinsip layanan pelanggan yang menjadikan mereka pemimpin pasar dalam kepuasan pelanggan.


Pelajaran Bagi Pemimpin Masa Kini


Memimpin transformasi berbasis design thinking membutuhkan keberanian, kesabaran, dan empati. Pemimpin perlu menciptakan ruang bagi tim untuk bereksperimen sambil menjaga fokus pada tujuan utama.



Transformasi sejati tidak hanya tentang memperbaiki proses, tetapi juga memahami apa yang benar-benar penting bagi pelanggan dan organisasi. Dengan design thinking, perusahaan tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga membangun budaya kerja yang lebih manusiawi, kreatif, dan solutif.


Corporate Innovation Asia (CIAS) adalah Hands-on Consultant dengan misi memampukan perusahaan dalam merancang, mengembangkan dan menyebarkan inovasi untuk mendorong kinerja bisnis, telah membantu berbagai industry leaders di Indonesia. Hubungi CIAS di sini. 

 
 
 

9 Comments






Design thinking is so effective at creatively and empathetically solving problems. It's particularly valuable in industries like business and marketing, where knowing what the consumer needs is paramount. For students delving into these topics in-depth, obtaining Marketing Dissertation Help UK can make research and writing a lot easier!

Like
bottom of page