top of page
Writer's pictureCIAS

Mewujudkan Inovasi Korporasi dengan Lima Langkah Agile Execution

Banyak proyek gagal mencapai hasil optimal karena tidak memiliki arah yang jelas dan kerangka kerja yang tepat. Kurangnya koordinasi antar-tim dan visi yang kabur sering kali membuat proyek kehilangan fokus dan sulit beradaptasi dengan perubahan.



Ketika tim tidak memiliki struktur yang efektif, tujuan proyek sulit tercapai dengan hasil yang sesuai harapan. Pada akhirnya, proses ini merugikan perusahaan, baik dalam hal waktu maupun biaya.



Pendekatan Agile Execution menawarkan lima langkah utama yang membantu tim memetakan tujuan, menyusun rencana, serta memastikan proyek bergerak dengan ritme yang responsif dan efisien. Berikut adalah kelima langkah yang menjadi fondasi dalam Agile Execution.


Langkah-Langkah Kunci dalam Agile Execution


  1. Direct – Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Terukur


Langkah pertama dalam Agile Execution adalah menentukan tujuan proyek secara spesifik, termasuk siapa pelanggan utama, masalah yang dihadapi, dan misi yang ingin dicapai. Misi proyek harus spesifik, ambisius, dan terikat waktu agar dapat memberikan panduan yang jelas bagi tim.


  1. Penentuan Pelanggan dan Masalah Utama: Identifikasi siapa yang akan merasakan manfaat dari proyek ini dan tantangan utama yang perlu diselesaikan.

  2. Formulasi Misi: Rancang misi proyek yang mencakup target terukur dan batas waktu untuk memastikan fokus yang tepat.


  1. Form – Mengumpulkan Anggota Tim dan Sumber Daya yang Dibutuhkan


Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi anggota tim inti serta sumber daya tambahan yang mungkin diperlukan. Pada tahap ini, penting untuk melibatkan pemangku kepentingan yang relevan dan membangun kolaborasi lintas fungsi untuk mendukung proyek.



  1. Identifikasi Kompetensi dan Sumber Daya: Tentukan keahlian apa yang dibutuhkan dalam tim dan siapa saja yang dapat memberikan kontribusi maksimal.

  2. Bangun Hubungan dengan Pemangku Kepentingan: Libatkan pemangku kepentingan yang memiliki peran penting dalam mendukung dan memberikan masukan selama proyek berlangsung.


  1. Determine – Memilih Solusi yang Realistis dan Berorientasi pada Nilai


Setelah anggota tim dan sumber daya terkumpul, langkah berikutnya adalah memilih solusi yang paling realistis, efektif, dan bernilai tinggi bagi pelanggan. Pada tahap ini, backlog proyek disusun untuk menentukan prioritas berdasarkan nilai bagi pelanggan dan estimasi waktu pencapaian.


  1. Pemilihan Solusi Utama: Identifikasi solusi yang akan memberikan dampak terbesar dan yang dapat diselesaikan dalam batas waktu yang ditetapkan.

  2. Penyusunan Backlog: Susun backlog berdasarkan prioritas, sehingga tugas yang memberikan nilai tertinggi dapat diselesaikan terlebih dahulu.


  1. Sprint – Menjalankan Siklus Kerja dengan Ritme Cepat


Dalam Agile Execution, setiap backlog dipecah menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dikerjakan dalam sprint singkat. Siklus sprint ini dijalankan berulang kali, dan di setiap siklus, tim menyesuaikan dan mengevaluasi hasil untuk memastikan proyek tetap sejalan dengan tujuan.


  1. Pemecahan Tugas ke dalam Sprint: Setiap tugas dipecah menjadi bagian kecil agar dapat diselesaikan dalam satu siklus sprint.

  2. Evaluasi Berkala: Setelah setiap sprint, tim mengevaluasi progres dan hasil yang dicapai, memastikan proyek tetap berada di jalur yang benar.


  1. Retro – Refleksi untuk Peningkatan Berkelanjutan


Tahap akhir adalah retro, yaitu sesi evaluasi dan refleksi setelah setiap siklus sprint selesai. Dalam retro, tim mengidentifikasi apa yang telah berjalan baik, apa yang perlu diperbaiki, dan peluang untuk perbaikan dalam sprint berikutnya.


  1. Evaluasi Hasil dan Proses: Analisis apakah hasil sprint memenuhi tujuan, dan identifikasi aspek yang dapat ditingkatkan.

  2. Rencana Perbaikan untuk Sprint Selanjutnya: Berdasarkan evaluasi, rencanakan langkah perbaikan agar setiap sprint lebih efektif dari sebelumnya.



Kesimpulan


Dengan menerapkan lima langkah Agile Execution—Direct, Form, Determine, Sprint, dan Retro—perusahaan dapat menjalankan proyek yang lebih terarah dan adaptif. Setiap langkah memastikan tim memiliki tujuan yang jelas, kolaborasi yang solid, solusi yang tepat, ritme kerja yang konsisten, serta proses peningkatan yang berkelanjutan. Pendekatan ini memungkinkan proyek mencapai hasil yang lebih optimal, responsif, dan relevan dengan kebutuhan pelanggan.


Corporate Innovation Asia (CIAS) adalah Hands-on Consultant dengan misi memampukan perusahaan dalam merancang, mengembangkan dan menyebarkan inovasi untuk mendorong kinerja bisnis, telah membantu berbagai industry leaders di Indonesia. Hubungi CIAS di sini. 


4 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page