Inovasi merupakan elemen penting bagi kelangsungan bisnis di era digital yang penuh dengan perubahan cepat. Sejak 2016, Corporate Innovation Asia (CIAS) telah mengembangkan Corporate Innovation Model (CIMO), sebuah kerangka kerja (framework) yang dirancang untuk membantu perusahaan membangun dan menjalankan inovasi secara efektif dan terstruktur.
Dengan CIMO, CIAS berupaya mengatasi tantangan inovasi yang sering kali sporadis dan tidak memiliki arah strategis yang jelas. Artikel ini akan mengulas bagaimana CIMO berperan dalam memfasilitasi inovasi korporat, terutama di tengah ketidakpastian pasca-pandemi.
Baca juga: Ingin Menciptakan Solusi Kreatif? Tantang Asumsi Anda dan Temukan Potensi Inovasi Tanpa Batas!
Tiga Fase Inovasi di Perusahaan
Sebagai refleksi dari berbagai perubahan dalam dunia bisnis, perjalanan inovasi di banyak perusahaan sering kali terbagi ke dalam tiga fase:
Fase Wacana
Pada tahap ini, inovasi menjadi topik yang sering dibahas, namun tidak ada implementasi konkret. Perusahaan seringkali melakukan teater inovasi, di mana mereka mengadakan kompetisi atau acara inovasi tanpa dampak jangka panjang. Inisiatif-inisiatif ini mungkin terlihat bagus di permukaan, namun tidak menyentuh kebutuhan strategis perusahaan secara mendalam.
Fase Keterpaksaan
Krisis global seperti pandemi COVID-19 memaksa perusahaan berinovasi demi bertahan hidup. Cara lama dalam beroperasi tidak lagi relevan, sehingga inovasi menjadi satu-satunya jalan keluar. Selama masa ini, banyak perusahaan mempercepat upaya inovasinya tanpa panduan yang jelas, didorong oleh kebutuhan mendesak untuk beradaptasi dengan situasi baru.
Fase Kesadaran
Setelah krisis berlalu, perusahaan mulai memahami bahwa inovasi tidak dapat berhenti. Semua orang, dari pimpinan hingga staf operasional, mulai bergerak untuk berinovasi, namun banyak yang masih belum memiliki kerangka atau playbook yang jelas untuk diikuti. Inovasi yang dulunya berjalan secara spontan kini memerlukan strategi yang lebih terukur dan efisien untuk menghasilkan nilai yang nyata bagi bisnis.
Pentingnya Corporate Innovation Model (CIMO)
CIMO hadir sebagai solusi atas kebutuhan akan panduan yang jelas dalam menjalankan inovasi secara korporat. Tanpa kerangka kerja yang tepat, inovasi sering kali bergerak tanpa arah, menyebabkan hasil yang tidak maksimal atau bahkan memboroskan sumber daya. Model ini dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan menawarkan pendekatan yang sistematis untuk menjalankan inovasi yang selaras dengan strategi perusahaan.
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi perusahaan adalah ketergantungan pada best practices. Best practices memang sudah terbukti efektif, namun jika hanya mengandalkan hal ini, perusahaan tidak akan memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini dikarenakan para pesaing juga menerapkan best practices yang sama. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang melampaui best practices untuk memberikan nilai tambah yang unik bagi perusahaan.
Tiga Lapisan Inovasi dalam CIMO
Corporate Innovation Model membagi perjalanan inovasi menjadi tiga lapisan utama:
Top-Down Innovation
Inovasi dimulai dari manajemen puncak yang menetapkan arah strategis dan inisiatif untuk perusahaan. Pada tahap ini, perusahaan merumuskan proyek-proyek inovasi yang akan diimplementasikan selama periode tertentu, biasanya satu hingga tiga tahun. Inovasi yang datang dari level ini cenderung difokuskan pada inisiatif-inisiatif besar yang selaras dengan visi strategis perusahaan. Proyek-proyek ini bisa berupa inovasi yang radikal atau peningkatan (improvement) dari yang sudah ada, namun selalu berorientasi pada penciptaan nilai.
Bottom-Up Innovation
Di sinilah HR dan manajemen sumber daya manusia memainkan peran penting. Inovasi di level ini datang dari karyawan di seluruh level perusahaan. CIAS menekankan pentingnya menciptakan budaya di mana setiap karyawan merasa nyaman mengajukan ide-ide baru, tanpa takut gagal. Inisiatif seperti platform ide atau kompetisi inovasi menjadi salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan ide-ide inovatif dari berbagai bagian organisasi. Innovation challenges dan event-event inovasi juga menjadi salah satu cara perusahaan memfasilitasi kreativitas karyawan.
Building Norms
Lapisan ketiga ini adalah lapisan yang paling fundamental, karena berkaitan dengan membangun budaya inovasi di dalam perusahaan. CIAS menyatakan bahwa inovasi tidak hanya tentang alat atau teknologi, melainkan juga tentang psikologi dan mentalitas orang-orang di dalam organisasi. Perusahaan harus membangun norma-norma yang mendukung keberanian untuk bereksperimen, menerima kegagalan, dan terus belajar. Budaya yang mendorong inovasi ini menjadi "tanah gembur" di mana ide-ide baru bisa berkembang menjadi solusi yang nyata. Tanpa budaya yang mendukung, inovasi hanya akan berjalan secara sporadis dan tidak berkelanjutan.
Membangun Budaya Inovasi yang Berkelanjutan
Budaya inovasi tidak terbentuk dengan sendirinya. Menurut CIAS, inovasi memerlukan kombinasi routin dan reinforcement, di mana aktivitas-aktivitas tertentu harus menjadi bagian dari keseharian perusahaan. Hal ini memungkinkan norma-norma inovasi untuk terbentuk dan tumbuh subur. Norma ini mencakup perilaku seperti bertanya, mendebat ide, bereksperimen, serta menerima kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Dengan adanya kombinasi antara lapisan top-down dan bottom-up inovasi, perusahaan dapat menciptakan innovation portfolio yang beragam dan relevan. Innovation portfolio ini mencakup proyek-proyek inovasi yang berasal dari inisiatif strategis manajemen puncak serta ide-ide dari seluruh karyawan. Portfolio ini kemudian menjadi fondasi bagi inovasi yang sustainable atau berkelanjutan, di mana inovasi tidak berhenti setelah sebuah proyek selesai, tetapi terus berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan bisnis.
Kesimpulan
Corporate Innovation Model (CIMO) memberikan kerangka kerja yang terstruktur bagi perusahaan untuk menjalankan inovasi secara lebih efektif. Dengan membagi inovasi ke dalam tiga lapisan—Top-Down Innovation, Bottom-Up Innovation, dan Building Norms—CIMO membantu perusahaan membangun inovasi yang berkelanjutan dan strategis. Tanpa inovasi, perusahaan berisiko kehilangan daya saing di era digital yang semakin kompetitif.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi kerangka kerja seperti CIMO untuk memastikan bahwa inovasi tidak hanya menjadi agenda sementara, tetapi menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang perusahaan.
Corporate Innovation Asia (CIAS) adalah Hands-on Consultant dengan misi memampukan perusahaan dalam merancang, mengembangkan dan menyebarkan inovasi untuk mendorong kinerja bisnis, telah membantu berbagai industry leaders di Indonesia. Hubungi CIAS di sini.
谷歌seo优化 谷歌SEO优化;
Fortune Tiger Fortune Tiger;
Fortune Tiger Fortune Tiger;
Fortune Tiger Slots Fortune…
Fortune Tiger Fortune Tiger;
Fortune Tiger Fortune Tiger;
Fortune Tiger Slots Fortune…
EPS машины EPS машины;
ETPU машины ETPU машины;
EPP машины EPP машины;
EPS Machine EPS Cutting…
EPS Machine Eps Raw…
EPS Machine EPS Recycling…
EPS Machine EPS Mould;
EPS Machine EPS Block…
EPP Machine EPP Shape…
EPTU Machine ETPU Moulding…
EPS Machine Aging Silo…
EPTU Machine ETPU Moulding…
EPS Machine EPS and…
EPS Machine EPS and…
AEON MINING AEON MINING
AEON MINING AEON MINING
KSD Miner KSD Miner
KSD Miner KSD Miner
BCH Miner BCH Miner
BCH Miner BCH Miner